Namo Buddhaya.
\section{Mencari Penyelesaian Singular dari Persamaan Diferensial}
Andaikan ada sebuah persamaan diferensial, yaitu
y=px+2p2
di mana
x,y∈R,
p:=dy/dx, dan
y bergantung pada
x.
Primitif dari persamaan diferensial tersebut tentu saja adalah
y=Cx+2C2
di mana
C∈R adalah sebuah tetapan sebarang.
Ternyata, primitif tersebut adalah lokus dari keluarga garis-garis singgung pada sebuah kurva yang akan kita cari kemudian.
Untuk mencari lokus dari kurva tersebut, mula-mula, kita misalkan
C:=kx0 di mana
k∈R adalah tetapan yang hendak kita cari, dan
x0∈R adalah absis dari titik singgung garis tersebut pada kurva yang hendak kita cari kemudian, sehingga
y=kx0x+2k2x20.
Apabila kedua ruas persamaan terakhir ditambah dengan
y0∈R yang merupakan ordinat dari titik singgung tersebut, maka
y+y0=kx0x+(y0+2k2x20).
Tentu saja, lokus dari kurva tersebut adalah
2y=kx2+(y0+2k2x20)
alias
2y−kx2=y0+2k2x20=m
di mana
m∈R adalah tetapan yang hendak dicari kemudian.
Kita dapat menuliskan
y=(m+kx2)/2
dan
y0=m−2k2x20
sehingga
y0=(m+kx20)/2.
Oleh karena itu,
m−2k2x20=(m+kx20)/2.
Dengan menyamakan koefisien dari
1 dan
x20, maka diperoleh
m=m/2 dan
−2k2=k/2, alias
m=0 dan
k=−1/4 sehingga lokus dari kurva tersebut adalah
2y−kx2=m
alias
2y−(−1/4)x2=0
alias
x2+8y=0
yang merupakan lokus dari kurva parabola.
Sanctus, Sanctus, Dominus Deus Sabaoth.